Disabilitas dan Pandangan Masyarakat
Namun sadarkah kita semua bahwa interaksi yang terus menerus melalui teknologi membawa pengaruh yang kurang baik terhadap tata cara kita berinteraksi di dunia nyata? Ya tentu saja ini sangat nyata pengaruhnya. Di dunia maya kita bisa saja berkomunikasi secara lincah dan cerdas dengan ribuan orang dari berbagai negara belahan dunia yang tentu saja tidak akan melihat apakah lawan bicara kita orang yang sakit, rupawan, sempurna atau bahkan cacat. Mengapa demikian? Hemat saya adalah ketika seseorang berinteraksi melalui media online, dia tidak selalu menampilkan identitas dirinya yang sesungguhnya, entah itu berupa foto, alamat, atau informasi pribadi lainnya. Kebebasan inilah yang membuat kita acuh tak acuh terhadap lawan bicara kita di internet. Tetapi lain halnya kalau kita berinteraksi di dunia nyata, di mana kita akan selalu memperhatikan lawan bicara mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sedikit saja ada hal yang mengganjal di dalam hati kita atau di hati banyak orang hal tersebut akan menjadi bahan gunjingan atau celaan. Parahnya lagi itu akan menjadi sebuah celaan yang tak habisnya. Seperti apa sumber celaan tersebut adalah perbedaan dari kesempurnaan yang biasa kita sebut dengan istilah disabilitas.
Beragam bentuknya sesuatu dari disabilitas itu sendiri yang bersumber dari perbedaan bentuk dan rupa. Sebelum membicarakan lebih jauh tentang disabilitas itu sendiri, mari kita tengok makna sesungguhnya kata-kata tersebut. Disabilitas yang berasal dari difable adalah suatu susunan dan bagian dari komunitas kelompok namun mengalami perbedaan. Sehingga perbedaan tersebut terkadang membawa hambatan dan tantangan. Jadi disabilitas adalah suatu perbedaan dari bagian kelompok yang akan membawa hambatan bagi individu-individu yang lain.
Kesimpulannya adalah seseorang yang memiliki perbedaan dari segi fisik akan disebut orang lain disekitarnya sebagai penyandang disabilitas. Orang tersebut akan mendapat celaan, ejekan karena hal tersebut. Namun sejujurnya ini merupakan bentuk diskriminasi terhadap mental orang lain dalam hal ini adalah penyandang disabilitas. Hal ini sudah sering terjadi bahkan hampir tiap saat kita menyaksikan ada orang yang memiliki disabilitas walaupun tidak mengenalnya tanpa ada komando kita pribadi atau teman-teman di sekitar kita akan mencelanya. Sudah lemahkah rasa welas asih dan pengertian terhadap orang lain yang memiliki kekurangan bentuk fisik alias disabilitas?
Hal lumrah yang sering terjadi ini harus kita upayakan penyelesaiannya, dalam arti menghentikan bentuk diskriminasi mental terhadap orang lain dengan status penyandang disabilitas. Mereka ingin mendapatkan hak hidup yang layak dan harmonis di dalam kehidupan bermasyarakat. Tekanan demi tekanan berupa ejekan dan celaan itu justru akan mengendorkan semangat hidup mereka. Tindakan terpuji yang patut kita lakukan untuk mendampingi mereka adalah dengan memberikan motivasi, dukungan serta pembinaan sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas. Dibalik kelemahan mereka tersembunyi kekuatan yang luar biasa dahsyat kalau kita bisa menggali potensinya. Sebagai contoh kita pernah menyaksikan seorang peserta lomba dakwah di salah satu stasiun televisi swasta ada seorang anak perempuan yang secara harfiah buta penglihatan, namun berkat dorongan dan bimbingan yang tepat dia bisa menjadi seorang da’i cilik. Contoh lain yang bisa kita tengok dan patut dibanggakan adalah sosok seorang ulama bernama KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa kita sapa Gusdur. Walaupun buta dan tidak bisa berjalan, beliau mampu memimpin negeri ini selama beberapa tahun. Subhanallah. Allah menciptakan begitu banyak kelebihan dibalik kekurangan hamba-hamba-Nya. Sebagai mahkhluk yang diciptakan sempurna secara fisik, kita harus mensyukuri dan memanfaatkan karunia ini untuk kemaslahatan umat serta membantu/mendorong para penyandang disabilitas untuk dapat menyesuaikan kehidupan di masyarakat. Disamping itu kita juga patut mencontoh kegigihan dan semangat mereka untuk terus menimba ilmu walau mengalami disabilitas.
Terlahir secara disabilitas bukan pilihan dan keinginan mereka. Itu semua adalah kehendak sang Pencipta dan kita sebagai hambanya hanya berkewajiban mensyukuri nikmat karunia apapun bentuknya. Jangan menyesal dengan keterbatasan, banyak orang yang putus asa karena kurang uang, sering menganggur, tidak punya keahlian serta berbagai masalah lain yang terkadang membuat frustasi hingga bunuh diri. Masih banyak cara lain yang bisa kita tempuh untuk mewujudkan keinginan dan harapan kita, bukan hanya berpasrah terhadap keadaan. Kesempurnaan fikiran berupa akal dan emosi harus bisa menjadikan kita orang yang penuh ambisi untuk kehidupan yang lebih baik dengan pemikiran dan ide-ide yang bisa dibanggakan dan membangun masyarakat.
Nah, lalu apa sih pandangan serta pendapat kita terhadap kartunet.com sebagai media informasi yang menjadi rujukan untuk terus semangat memotivasi kita agar tidak memiliki pandangan negatif terhadap penyandang disabilitas? Menarik sekali memang, seperti kita ketahui bahwa kartunet.com yang merupakan kepanjangan dari Karya Tuna Netra selalu memberikan informasi up to date terhadap aksi-aksi dan karya tuna netra setiap saat. Situs ini dengan gamblangnya mengobarkan semangat anti diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Lalu apa opini dari masyarakat itu sendiri terhadap Kartunet.com yang dengan kegigihannya sebagai wacana publik tentang orang-orang dengan disabilitas? Ternyata masih banyak orang-orang yang online tetapi tidak pernah mengetahui bahkan berkunjung ke situs Kartunet.com ini. Bukan salah mesin pencari atau siapapun kenapa mereka seperti itu, hal ini terutama karena mereka lebih banyak disibukkan aktivitas sosial network seperti bermain chatting dan update status. Hemat penulis sendiri terhadap situs Kartunet.com adalah lebih meningkatkan dukungan dan peran serta terhadap lebih banyak penyandang disabilitas serta mengajak sebanyak mungkin blogger untuk dapat terlibat menyuarakan anti diskriminasi terhadap mereka. Sesuai temanya “Disabilitas dan Pandangan Masyarakat”, hendaklah hidup terus berdampingan dengan saudara kita yang lain khususnya mereka yang mengalami disabilitas. Sejatinya kalau kita mengejek dan menghina mereka, keuntungan apa yang didapat? Toh dalam lubuk hati yang paling dalam adalah bentuk penghinaan terhadap diri sendiri. Terima kasih Kartunet.com serta kawan-kawan blogger yang terus semangat anti diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Ayo kita wujudkan masyarakat yang inklusif terhadap penyandang disabilitas sesuai makna dari “Disabilitas dan Pandangan Masyarakat”. Adalah suatu kemuliaan kalau kita mau berbagi dan saling mengasihi terhadap mereka, kalau kita ingin disayangi ayo sayangi orang lain juga walau secara fisik mereka tak sempurna. Rasa sayang yang tulus dan sikap saling menghargai serta menghormati akan membawa keharmonisan di dalam kehidupan bermasyarakat.
mantap bang tulisannya
BalasHapusmantap nih...
BalasHapussalam sukses aja deh om kontesnya:D
terima kasih semuanya. semoga menang dan Alhamdulillah. Sukses ya untuk kita semua. Aamiin.
BalasHapusBlognya ringan gan, salam kenal aja ane muslih21,, dan maju terus kontesnya
BalasHapusTerima kasih informasinya, blognya ringan gan.. ayo galakan kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat di Indonesia.
BalasHapusPernahkah anda merasa betapa kasihannya para penyandang cacat di Indonesia?.
Bagaimana tanggapan keras anda mewujudkan Indonesia akan hak para orang cacat (Disabilitas dan Pandangan Masyarakat) untuk sekarang ini?